Monday 12 February 2018

Ringkasan IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I


1.      Pereaksi golongan I : HCl encer (2 M)
  1. Reaksi golongan I Ú endapan putih:
-          Timbal klorida, PbCl2
-          Raksa(I) klorida, Hg2Cl2
-          Perak klorida, AgCl
3.      Cara Identifikasi Kation Timbal menurut Farmakope Indonesia IV
a.       Pada larutan garam timbal tambahkan H2SO4 encer, terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam larutan HCl encer dan dalam HNO3 encer, tetapi larut dalam larutan NaOH 1 N hangat dan dalam larutan amonium asetat 10% b/v.
Reaksinya:
·         Pb2+ + SO42- →  PbSO4putih
·         PbSO4↓ + 4OH- →  [Pb(OH)4]2- + SO42-
·         PbSO4↓+ 4CH3COO- →  [Pb(CH3COO)4]2- + SO42-
b.      Pada larutan garam timbal yang bebas atau hampir bebas asam mineral tambahkan larutan K2CrO4 10% b/v, terjadi endapan kuning yang praktis tidak larut dalam asam asetat, tetapi larut dalam larutan NaOH 1 N
Reaksinya:
·         Pb2+ + CrO42- →  PbCrO4kuning
·         PbCrO4↓ + 4OH-  → [Pb(OH)4]2- + CrO42-
4.      Senyawa Timbal yang Penting dalam Farmasi
a.       Timbal asetat
Sinonim: Plumbi Acetas
Rumus: Pb(CH3COO)2.3H2O      BM = 379,33
Khasiat dan penggunaan:  Adstringen
5.      Cara Identifikasi Kation Raksa(I) menurut FI IV:
a.      Pada larutan senyawa raksa(I) tambahkan larutan NaOH encer, terurai menjadi warna hitam
         Hg22+ + 2OH- → Hg2O↓hitam + H2O
b.      Pada larutan senyawa raksa(I) tambahkan HCl P, terbentuk endapan warna putih yang berubah menjadi hitam dengan penambahan amonia encer
         Hg22+ + 2Cl-  →  Hg2Cl2putih
         Hg2Cl2 + 2NH3 →  Hg↓hitam + Hg(NH2)Cl↓putih + NH4+ +  Cl-
c.       Pada larutan senyawa raksa(I) tambahkan larutan KI, terbentuk endapan kuning yang akan berubah menjadi hijau jika didiamkan
         Hg22+ + 2I-  →  Hg2I2hijau
6.      Senyawa Raksa(I) yang Penting dalam Farmasi
a.       Raksa(I) Klorida
Sinonim: Hydrargyri subchloridum; Kalomel
Rumus:  Hg2Cl2   
Khasiat dan penggunaan: Laksativum     
7.      Cara Identifikasi raksa (I):
a.      Panaskan 500 mg sampel dengan natrium karbonat sama banyak dalam tabung reaksi kering; terjadi hasil kondensasi Hg pada dinding tabung
b.      Kocok 500 mg sampel dengan 2 ml amonia encer; larutan menjadi hitam. Saring larutan tsb, asamkan dengan HNO3 encer, filtrat menunjukkan reaksi klorida yang tertera pada reaksi identifikasi.
8.      Identifikasi Kation Perak menurut FI IV:
a.      Pada larutan garam perak tambahkan larutan klorida atau HCl encer, terbentuk endapan warna putih yang larut dalam amonia encer, praktis tidak larut dalam larutan HNO3.
         Ag+ + Cl- →  AgCl↓putih
         AgCl↓putih + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl-
b.      Pada larutan garam perak tambahkan larutan K2CrO4, terbentuk endapan warna merah yang larut dalam HNO3 encer
         2Ag+ + CrO42- →  Ag2CrO4merah
         2Ag2CrO4merah + 2H+  →  4Ag+ + Cr2O72- + H2O
c.       Pada larutan garam perak basakan sedikit dengan amonia encer, kemudian asam lagi dengan asam asetat, kocok dengan larutan 4-dimetilamino-benzilidena-rodanina (disingkat pereaksi rodanida) 0,25% b/v dalam amilalkohol, terbentuk endapan merah yang terkumpul pada bidang batas kedua lapisan
9.      Senyawa perak yang penting dalam Farmasi
a.       Perak Nitrat
Sinonim: Argenti Nitras
Rumus:  AgNO3   
Khasiat dan penggunaan: Antiseptik eksternal  dan untuk kaustik
b.      Perak Proteina
Sinonim: Argentum Proteinicum; Protargol
Khasiat dan kegunaan: Antiseptikum ekstern
10.  cara Identifikasi perak proteina :
a.       Perak proteina jika dipijarkan, mula-mula mengarang, kemudian meninggalkan sisa putih keabuan. Hangatkan sisa dengan 1 ml HNO3, encerkan dengan 10 ml air, saring. Pada filtrat tambahkan beberapa tetes HCl encer; terbentuk endapan putih AgCl yang larut dalam amonia encer.
b.      Pada 10 ml larutan perak proteina 1,0 %b/v tambahkan 2 ml larutan FeCl3; warna gelap hilang dan jika dibiarkan terjadi opalesensi.
c.       Pada 10 ml larutan perak proteina 1,0 %b/v tambahkan beberapa tetes larutan HgCl2; terbentuk endapan putih. Larutan tidak berwarna atau hampir tak berwarna
d.      Pada 10 ml larutan perak proteina 1,0 %b/v tambahkan 5 ml larutan NaOH 8% b/v, encerkan dengan 5 ml air. Tambahkan 2 ml larutan CuSO4 12,5% b/v, biarkan selama beberapa menit; terjadi warna violet.

Sumber:
  1. G. Svehla, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi V, Bagian I, Diterjemahkan oleh L. Setiono, A. Hadyana Pudjaatmaka, PT Kalman Media Pustaka, Jakarta, 1990
  2. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1995


No comments: